NIUS.id – Dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Wakil Ketua DPRD Bontang, Sitti Yara, menyerukan Pemerintah Kota Bontang untuk segera mengambil langkah konkret dalam menangani permasalahan banjir rob yang kerap mengganggu aktivitas belajar-mengajar di sejumlah sekolah di wilayah Bontang Kuala.
Tiga sekolah yang disebutkan terdampak banjir rob secara rutin adalah MTs Al-Ikhlas, MAN Bontang, dan SDN 001 Bontang Utara.
Menurutnya, ketiga sekolah tersebut mengalami gangguan operasional setiap kali air laut pasang tinggi melanda kawasan tersebut.
“Ini bukan hanya soal infrastruktur yang rusak, tapi juga menyangkut hak dasar anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan aman,” ujar Sitti Yara saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Sabtu (3/5/2025).
Ia menilai, momen hardiknas seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kondisi dunia pendidikan, khususnya di wilayah-wilayah rawan bencana seperti Bontang Kuala.
“Peringatan hardiknas ini sangat tepat untuk mempertegas komitmen semua pihak dalam membenahi sarana dan prasarana pendidikan, terutama di daerah-daerah yang terdampak bencana lingkungan,” tambahnya.
Sitti Yara juga mendorong agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang segera melakukan koordinasi lintas sektor dengan melibatkan Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menyusun langkah-langkah penanganan yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Ia menekankan, banjir rob tidak hanya merusak bangunan sekolah, tetapi juga berdampak terhadap kesehatan fisik dan mental para siswa.
“Mitigasi harus segera dikaji, mulai dari peninggian bangunan sekolah, perbaikan sistem drainase, hingga opsi relokasi sementara bila diperlukan,” jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga mengusulkan agar pembekalan mitigasi bencana menjadi bagian dari kurikulum lokal bagi siswa-siswi di kawasan rawan banjir.
Hal ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi situasi darurat.
“Anak-anak perlu dibekali pelatihan menghadapi bencana. Jangan sampai mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika banjir rob datang, apalagi jika ada binatang buas seperti buaya yang ikut terbawa naik ke pemukiman,” pungkasnya.