BontangNEWS

Cerita Korban Kebakaran Selamatkan Anaknya yang Masih Bayi

×

Cerita Korban Kebakaran Selamatkan Anaknya yang Masih Bayi

Sebarkan artikel ini
Rumah Korban Kebakaran di Rawa Indah, Senin (10/6/2024).
Rumah Korban Kebakaran di Rawa Indah, Senin (10/6/2024).

NIUS.id – Cerita Suharmin, korban kebakaran yang sedang bekerja seperti biasa di sebuah pabrik di Bontang ketika teleponnya tiba-tiba berdering.

Berita yang diterimanya membuat darahnya berdesir, rumahnya di Jalan Arwana 1, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, terbakar hebat.

Dengan panik dan penuh kecemasan, Suharmin segera meninggalkan pekerjaannya, berlari menuju kendaraannya, dan melaju secepat mungkin ke rumahnya.

“Saya merasa dunia berhenti. Saya hanya berpikir tentang keselamatan keluarga saya,” cerita Suharmin dilansir dari berbagai sumber portal berita di Kota Bontang, usai terjadi kebakaran, Senin, 10 Juni 2024 sekira pukul 14.30 WITA.

Sesampainya di tempat kejadian, ia mendapati pemandangan mengerikan, rumah dua lantai yang dibangun dengan susah payah kini dilalap api.

Kobaran api menjulang tinggi, menghitamkan langit siang itu, membuat tetangga panik berusaha membantu.

Cerita Suharmin tidak hanya sampai di situ, menjadi korban kebakaran bukanlah kemauannya.

Di tengah kepanikan tersebut, putri Suharmin yang berada di dalam rumah bersama cucunya menghadapi situasi genting.

Api telah mengepung mereka di lantai atas. Tanpa jalan keluar yang aman, putri Suharmin yang tidak disebutkan namanya itu memutuskan tindakan berani.

Ia menggendong anaknya yang masih berusia tiga tahun dan melompat dari lantai dua.

“Saya tidak bisa berpikir lain selain menyelamatkan anak saya,” katanya dengan mata penuh air mata.

Lompatan tersebut membawa mereka ke tempat aman, meski meninggalkan luka bakar di tangan putri Suharmin dan lecet-lecet pada tubuh cucunya akibat percikan api.

Suharmin, yang tiba sesaat setelah mereka selamat, mendapati putrinya dan cucunya terbaring di tanah, dikelilingi oleh warga yang mencoba menenangkan dan merawat mereka dengan alat seadanya.

Melihat rumahnya yang kini hanya berupa puing dan arang, Suharmin tak mampu menahan air mata.

Semua barang berharga, termasuk uang tunai yang disimpan di rumah, musnah dilalap api.

“Tidak ada yang tersisa,” tuturnya dengan suara bergetar.

“Semua kenangan, semua hasil kerja keras, habis begitu saja. Yang terpenting, saya bersyukur anak dan cucu saya selamat, meski harus menghadapi cobaan berat ini,” tambahnya sambil memandang rumah yang kini hanya tinggal kenangan.

Setelah kobaran api berhasil dipadamkan, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan, dan perhatian warga beralih pada membantu Suharmin dan keluarganya memulihkan diri dari tragedi ini.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *