NIUS.id – Perluas jejaring pemasaran produk lokal agar makin bersaing di pasar nasional, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) boyong sejumlah UMKM binaan Business Visiting dan Business Matching ke Yogyakarta, sebagai salah satu lokasi potensial pemasaran produk. Hal ini melihat peluang menjanjikan perluasan jejaring, di wilayah yang dikenal sebagai salah satu sentra UMKM dan destinasi pariwisata andalan di Indonesia.
Pgs VP TJSL Pupuk Kaltim Lendl Wibisana, mengatakan upaya ini merupakan wujud komitmen perusahaan memberikan ruang tumbuh bagi UMKM agar lebih adaptif, inovatif dan kompetitif. Langkah ini pun berangkat dari pembinaan Pupuk Kaltim yang selama ini fokus pada peningkatan kualitas produk, inovasi, serta kapasitas manajemen usaha, agar pelaku usaha mampu menembus pasar baru dengan lebih signifikan.
“Makanya kami hadirkan mereka ke Yogyakarta untuk belajar langsung praktik terbaik UMKM lokal, sekaligus membuka peluang kemitraan nyata dengan berbagai toko oleh-oleh ternama,” ungkap Lendl, Jumat (19/9/2025).
Dijelaskan Lendl, ada tiga hal penting yang ingin dicapai melalui program ini. Mulai dari perluasan distribusi produk agar semakin dikenal konsumen di pusat wisata kuliner, menumbuhkan motivasi dan semangat perbaikan berkelanjutan UMKM binaan, serta menguatkan branding produk binaan Pupuk Kaltim untuk bersaing di pasar nasional.
“Kami ingin UMKM binaan lebih percaya diri, karena produk mereka juga memiliki kualitas layak untuk bersaing. Tinggal bagaimana memperluas jejaring, meningkatkan strategi pemasaran, serta menjaga konsistensi mutu. Inilah yang Pupuk Kaltim dorong sebagai nilai tambah,” tandasnya.
Selama kunjungan, para pelaku UMKM binaan diajak mendatangi berbagai toko oleh-oleh populer di Yogyakarta. Diantaranya Krisna Bali Yogyakarta, Bakpia Kukus Tugu Jogja, Kampoeng Jogja Adikusumo, Bakpia Juwara Satoe, hingga Hamzah Batik. Dari kunjungan itu, seluruhnya mendapat wawasan tentang pengelolaan display produk, strategi branding, hingga pendekatan pemasaran yang sesuai dengan pasar wisata.
Selain itu, forum Business Matching juga digelar dengan mempertemukan UMKM binaan bersama calon mitra potensial. Sejumlah produk unggulan ditampilkan dan dipresentasikan langsung, agar terbentuk kesepakatan pemasaran dan distribusi. Proses ini bukan hanya sekadar transaksi, tetapi juga pelajaran penting bagi UMKM memperkenalkan produk, menjelaskan nilai tambah dan menegaskan keunikan produk di tengah persaingan yang ketat.
“Hasilnya, produk mitra binaan bisa diterima sejumlah toko oleh-oleh besar Yogyakarta. Bahkan terdapat ketertarikan khusus terhadap produk Teh Gaharu serta permintaan sampel Teh Bawang Dayak untuk dipasarkan lebih lanjut,” ungkap Lendl.
Namun demikian, Lendl menegaskan dampak utama yang diharap dari kegiatan ini bukan hanya kontrak kerjasama, tetapi tumbuhnya mentalitas baru pelaku usaha binaan untuk tidak hanya berorientasi di pasar lokal, tapi juga menyasar peluang tataran nasional bahkan internasional.
Selama di Yogyakarta, pelaku UMKM binaan juga makin memahami jika pasar wisata memiliki standar tinggi, dan untuk masuk jejaring seluruh produk harus sangat siap dari sisi kualitas dengan keunikan masing-masing.
“Pupuk Kaltim akan terus membuka ruang bagi UMKM untuk memperluas jejaring. Program serupa akan terus dikembangkan dengan memperluas cakupan wilayah, sehingga produk lokal Bontang dapat menjangkau pasar yang lebih beragam,” tambah Lendl.
Mewakili UMKM Binaan, Astril Wedy dari Abon Jaya Mandiri, mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan ini, sebagai pengalaman belajar untuk melihat langsung bagaimana produk lokal dipasarkan dengan daya tarik yang kuat.
Menurut dia, kesempatan berkunjung dan berinteraksi langsung bersama toko oleh-oleh besar, sangat memotivasi dirinya untuk terus meningkatkan kualitas produk dengan lebih baik, sehingga ke depan makin memacu pertumbuhan penjualan di berbagai pasar potensial.
“Kami makin paham standar yang harus dipenuhi agar produk diterima pasar. Semua ini membuka mata kami bahwa pasar nasional itu sangat luas dan potensial, sehingga kita harus siap bersaing dengan cara yang lebih profesional,” ungkap Astril Wedy. (*)