NIUS.id – Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar sosialisasi kepada kader posyandu dengan mengangkat tema “Stunting, Strategi, Kebijakan dan Pencegahan pada Ibu Hamil, Serta Rujukan dan Terapi”. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang, Kamis (7/8/2025).
Acara ini dihadiri puluhan kader posyandu dari berbagai kelurahan di Bontang dan menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memperkuat peran tenaga kesehatan berbasis masyarakat dalam menekan angka stunting.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting di Kota Bontang tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 6,7 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 20,7 persen. Sementara itu, data dari aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) mencatat angka stunting Kota Bontang pada tahun yang sama sebesar 21,7 persen.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan, Bakhtiar Mabe, menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan strategi nasional percepatan penurunan stunting sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs).
“Artinya, pencegahan stunting yang dilakukan saat ini untuk menyiapkan generasi unggul. Ini merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan manusia dan keberlanjutan kemajuan bangsa kita,” ujarnya.
Bakhtiar menjelaskan, stunting bukan sekadar persoalan gizi, tetapi juga berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Anak yang mengalami stunting berisiko memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, mudah terserang penyakit, dan memiliki produktivitas rendah di usia dewasa.
“Nantinya kalau anak-anak kita terkena stunting maka bisa rentan terhadap penyakit, dan produktivitasnya di masa depan bisa terganggu,” jelasnya.
Ia menegaskan, upaya pencegahan stunting harus dilakukan secara holistik, terintegrasi, dan berkelanjutan. Keterlibatan lintas sektor, mulai dari layanan kesehatan, pendidikan, hingga dukungan keluarga dan masyarakat, menjadi kunci keberhasilan.
Untuk memperkuat pemahaman peserta, Pemerintah Kota Bontang menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten. Dokter Suryani As’ad, membawakan materi mengenai pendekatan terapi stunting secara klinis dan gizi. Selanjutnya, dr. Dachryal Daud, memaparkan pentingnya kesehatan ibu hamil sebagai kunci awal pencegahan stunting.
Kemudian, dr. Rosmini Nurdin, menjelaskan mekanisme rujukan kasus stunting ke fasilitas layanan kesehatan. Terakhir, dr. Andi Sofyan Hasdam, menyampaikan kebijakan nasional dalam penanganan stunting dan langkah strategis yang dapat diadopsi pemerintah daerah.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan kader posyandu dapat menjadi ujung tombak pencegahan stunting di tingkat kelurahan. Mereka diharapkan mampu menyebarkan informasi, mengedukasi keluarga, serta melakukan deteksi dini risiko stunting pada anak-anak dan ibu hamil.
Pemerintah Kota Bontang menargetkan penurunan angka stunting secara signifikan pada tahun-tahun mendatang, sehingga generasi muda dapat tumbuh sehat, cerdas, dan produktif.
Laporan Wartawan NIUS.id, Dahlia