ADVERTORIALBontangPemerintah

Pemkot Bontang Genjot Pencegahan Stunting, Target Nol Kasus di 2025

NIUS.id – Pemerintah Kota Bontang terus memacu langkah untuk menekan angka stunting hingga nol kasus. Upaya ini dilakukan lewat berbagai intervensi, mulai dari program spesifik yang fokus pada gizi ibu hamil dan balita, hingga intervensi sensitif seperti peningkatan sanitasi dan penyediaan air bersih.

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan optimisme bahwa generasi emas masa depan dimulai dari keluarga yang sehat dan anak-anak yang tumbuh dengan gizi seimbang.

“Masyarakat juga harus berperan aktif. Tidak hanya pemerintah, tapi semua pihak harus terlibat. Edukasi pola asuh, pemberian gizi yang baik, serta peningkatan akses air bersih dan sanitasi menjadi kunci,” ujarnya, Kamis (7/8/2025).

Menurut Neni, penguatan peran posyandu dan kader kesehatan menjadi ujung tombak. Pemerintah telah menugaskan setiap kader untuk bertanggung jawab terhadap 10 balita, dengan tugas rutin melakukan penimbangan, pengukuran lingkar kepala, lingkar lengan, dan berat badan setiap pekan.

“Di lapangan, kendalanya masih ada ibu-ibu yang malas datang ke posyandu. Bahkan, ada yang berpikir kalau anaknya tidak stunting, mereka tidak dapat bantuan. Pola pikir seperti itu harus diubah,” tegasnya.

Data Dinas Kesehatan menunjukkan, pada 2024 dari 16.226 sasaran balita, hanya 6.018 atau 37,09 persen yang mengikuti pemantauan tumbuh kembang di posyandu. Namun, pada 2025 angka itu melonjak drastis. Berdasarkan rekap timbang serentak per Mei 2025, dari 10.056 sasaran balita, hampir seluruhnya 10.055 anak mengikuti pemantauan, atau 99,99 persen.

Meski begitu, angka stunting masih berada di 17,44 persen atau 1.754 balita. Target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025 adalah 21 persen, artinya capaian saat ini sudah melampaui target.

Neni mengatakan, pencapaian tersebut tidak membuat pihaknya berpuas diri. Pemkot terus berkoordinasi lintas sektor, mulai dari dinas kesehatan, organisasi masyarakat, hingga tokoh agama.

“Kami ingin program ini berkelanjutan. Pencegahan stunting harus menjadi gerakan bersama, bukan program sesaat,” katanya.

Selain program gizi, Pemkot juga menggalakkan edukasi langsung ke rumah-rumah. Kader posyandu dibekali pelatihan komunikasi persuasif agar mampu menjelaskan pentingnya pola makan sehat, ASI eksklusif, dan pemeriksaan kesehatan rutin.

“Harapan kami, zero stunting bukan hanya target angka, tapi menjadi kebiasaan hidup sehat bagi masyarakat Bontang,” pungkas Neni.

Laporan Wartawan NIUS.id, Dahlia

Exit mobile version