NIUS.id – Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bontang, Winardi Jamain, atau lebih akrab Awin, memberikan tanggapan terkait nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah turun signifikan sebesar 0,87 persen atau 142 poin, menutup perdagangan di posisi Rp16.412 per dolar AS, sementara indeks dolar naik 0,34 persen ke level 105,55.
Awin khawatir, dampak langsung terhadap pelaku usaha karena rupiah melemah, utamanya yang bergantung pada bahan impor khususnya di Kota Bontang.
“Pelemahan rupiah ini menyebabkan kenaikan harga barang impor yang otomatis meningkatkan biaya operasional,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah pusat, termasuk OJK dan Bank Indonesia, perlu segera mengintervensi untuk menjaga stabilitas keuangan.
Sebagai solusi, Awin mendorong penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah.
“Dengan mengutamakan barang lokal, menciptakan merek lokal, dan mempekerjakan tenaga kerja lokal, UMKM dapat membantu menstabilkan rupiah dan memperkuat ekonomi lokal,” tambah Ketua HIPMI itu.
Lebih lanjut, Awin menekankan pentingnya peran pemerintah daerah untuk proaktif menginstruksikan dan mensosialisasikan penggunaan produk dalam negeri.
“Menggunakan bahan dasar lokal dan memasarkan produk lokal di dalam negeri adalah langkah penting untuk tetap kompetitif,” jelasnya.
Awin berharap, dengan dukungan penuh terhadap produk lokal dan penguatan UMKM, kita bisa meminimalkan dampak negatif dari pelemahan rupiah.
“Dengan strategi yang tepat, kita bisa memperkuat stabilitas keuangan dan ekonomi masyarakat khususnya di Kota Bontang,” tutupnya.
Respon (2)