NIUS.id – Peristiwa ikan mati massal di perairan Santan Ilir kembali menghebohkan warga. Video yang memperlihatkan ribuan ikan mengapung tak bernyawa viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Nina Iskandar. Kejadian ini memicu kekhawatiran nelayan yang menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan laut.
Video Ikan Mati Massal di Santan Ilir Viral
Dalam video yang beredar, terlihat banyak ikan mati terperangkap di jaring nelayan. Narasi dalam unggahan tersebut mencerminkan keprihatinan masyarakat pesisir.
“Video hari ini, nelayan temukan lagi ikan mati… Makan apa lagi sudah nelayan ini?” tulis Nina Iskandar.
Banyak warganet menduga bahwa kejadian ini terkait dengan aktivitas industri di sekitar wilayah tersebut. Dalam unggahannya, Nina juga menulis:
“Bangun pabriknya di Bontang, nelayan yang sengsara warga Santan Ilir.”
Unggahan ini pun menuai banyak komentar yang mempertanyakan dampak industri terhadap lingkungan di wilayah pesisir Santan Ilir.
DPRD Bontang Akan Panggil Pihak Terkait
Merespons peristiwa ini, Anggota DPRD Kota Bontang, Muhammad Sahib atau Ibe Santan, menegaskan bahwa pihaknya akan serius mengawal kasus ini.
“Saya meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang untuk melakukan investigasi secara transparan agar penyebab pasti kematian ikan ini dapat diketahui,” ujar Muhammad Sahib.
Ia juga memastikan bahwa Komisi C DPRD Bontang akan memanggil semua pihak terkait untuk membahas permasalahan ini secara serius.
“Kami dari Komisi C betul-betul akan menjalankan fungsi pengawasan dan segera memanggil semua pihak yang terlibat,” tambahnya.
Wilayah Terdampak Masih Masuk dalam Bontang
Muhammad Sahib menjelaskan bahwa wilayah terdampak masih masuk dalam wilayah administratif Bontang, mulai dari Segendis hingga Muara Santan. Ia menegaskan bahwa kejadian ini tidak bisa dianggap sepele karena kawasan tersebut merupakan sumber mata pencaharian utama bagi nelayan.
“Wilayah ini masih bagian dari Bontang. Kita tidak bisa membiarkan kejadian ini terus berulang tanpa ada kejelasan. Nelayan butuh kepastian, apakah ini benar akibat limbah industri atau ada faktor lain?” tegasnya.
Industri Wajib Bertanggung Jawab Jika Terbukti Bersalah
Di sisi lain, Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, meminta masyarakat agar tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa pencemaran ini berasal dari limbah industri sebelum ada hasil investigasi resmi.
“Kita tidak bisa serta-merta menyimpulkan bahwa limbah ini berasal dari industri di Bontang Lestari dan sekitarnya sebelum ada investigasi di lapangan,” ujar Agus Haris, Senin (24/3/2025).
DLH Bontang telah menerima laporan warga terkait kejadian ini sejak Kamis, 20 Maret 2025 dan segera melakukan pemantauan serta investigasi.
“Saya sudah meminta DLH Bontang untuk turun langsung ke lapangan,” jelasnya.
Agus Haris menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bontang akan memastikan setiap industri di sekitar lokasi kejadian telah mematuhi aturan lingkungan yang berlaku.
“Bontang ini kota industri, kita tumbuh dan berkembang bersama. Namun, jika ada kelalaian dari perusahaan yang berdampak pada nelayan, maka perusahaan tersebut harus bertanggung jawab,” tegasnya.
Jika terbukti ada kesalahan prosedur dalam pengelolaan limbah, perusahaan wajib memberikan sanksi kepada pengelola yang bertanggung jawab serta memberikan kompensasi kepada nelayan yang terdampak.
“Perusahaan juga memiliki tanggung jawab publik untuk memberikan kompensasi kepada nelayan yang kehilangan mata pencahariannya akibat pencemaran ini,” singkat Agus Haris. (*)