NIUS.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bontang kembali menjadi sorotan setelah muncul laporan adanya insiden keracunan makanan di salah satu wilayah pelaksana. Pemerintah Kota (Pemkot) pun bergerak cepat merespons peristiwa ini.
Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, menegaskan bahwa kejadian tersebut diyakini tidak ada kaitannya dengan unsur kesengajaan. Menurutnya, seluruh penyelenggara program, mulai dari yayasan, pengurus, hingga petugas dapur, bekerja dengan komitmen penuh untuk memberikan makanan terbaik bagi anak-anak penerima manfaat.
“Kalau sampai terjadi keracunan, besar kemungkinan faktor bahan makanan yang tidak dalam kondisi prima. Ini human error yang tentu menjadi bahan evaluasi serius,” ujarnya, Jumat (19/9/2025) malam.
Agus Haris menekankan bahwa pemerintah wajib hadir dalam memastikan kualitas makanan anak-anak. Ia menyoroti pentingnya pemantauan bahan pangan sejak awal, seperti sayur, beras, maupun bumbu, agar tidak ada yang digunakan dalam kondisi tidak layak.
Menurutnya, dapur MBG sebenarnya telah dilengkapi standar penyimpanan yang ketat, termasuk kulkas berstandar untuk menjaga kualitas bahan makanan. Namun, ia menegaskan bahwa batas penyimpanan maksimal tiga hari harus benar-benar dipatuhi. “Walaupun ada kulkas, bahan tetap bisa layu atau berubah kualitas jika terlalu lama,” tegasnya.
Sebagai langkah lanjutan, Agus Haris membuka opsi pembentukan Satuan Tugas (Satgas) khusus pengawasan MBG. Satgas ini akan memantau mulai dari penerimaan bahan baku, proses penyimpanan, hingga distribusi ke anak-anak agar sesuai dengan standar kesehatan dan keamanan pangan.
“Ini bukan mencari siapa yang salah, tetapi bagaimana kita memastikan program MBG tetap berjalan baik, aman, dan memberikan manfaat yang sebenarnya,” pungkasnya.
Laporan Wartawan NIUS.id, Dahlia