NIUS.id – Nama Aldo Barreto masih melekat kuat di benak para pencinta sepak bola Indonesia, khususnya pendukung Bontang FC.
Striker asal Paraguay ini pernah mencatatkan sejarah manis bersama klub kebanggaan Kota Taman musim 2009/2010.
Didatangkan dengan nilai kontrak fantastis mencapai Rp1,2 miliar, Barreto menjadi pemain termahal kedua di Liga Indonesia kala itu, hanya kalah dari Cristian Gonzales.
Investasi besar Bontang FC terbukti tepat. Duet mautnya bersama Kenji Adachihara di lini depan membuat pertahanan lawan kerap kerepotan.
Hasilnya, Barreto menyabet gelar top skor dengan torehan 19 gol, sekaligus membawa Bontang FC menjadi salah satu tim yang disegani.
Bagi Barreto, Bontang bukan sekadar tempat bermain. Ia mengenang kota ini sebagai salah satu momen terbaik dalam kariernya di Indonesia.
“Atmosfer di Bontang sangat luar biasa. Dukungan suporter dan kerja sama tim membuat saya nyaman dan termotivasi memberikan yang terbaik,” kenang Barreto dalam sebuah wawancara.
Perjalanan Barreto menuju puncak karier di Indonesia cukup panjang.
Lahir di Abai, sebuah kota kecil di Paraguay, Barreto awalnya membantu keluarganya mengelola perkebunan dan peternakan.
Namun, hasratnya di sepak bola tak terbendung. Ia memulai karier profesional di Cerro Porteno pada 1999, kemudian sempat merumput di Thailand bersama BEC Tero Sasana sebelum PSM Makassar membawanya ke Liga Indonesia pada 2006.
Barreto tampil konsisten di berbagai klub Liga Indonesia seperti Persisam Samarinda, Persiba Balikpapan, hingga Persikabo Bogor.
Namun, masa keemasannya tetap dikenang saat berseragam Bontang FC. Kala itu, Stadion Mulawarman kerap bergemuruh menyambut setiap gol yang dicetaknya.
Meski telah pensiun pada 2015, kenangan manis Barreto bersama Bontang FC tetap hidup.
Banyak suporter yang berharap klub ini bisa kembali berjaya seperti era sang bomber andalan.
Barreto mungkin telah gantung sepatu, tetapi gol-golnya di Bontang akan selalu menjadi bagian dari sejarah emas klub dan kebanggaan warga Kota Taman.
Respon (1)