ADVERTORIALBontangDPRD

Heri Keswanto: Ancaman Putus Sekolah Pesisir Bontang Butuh Perhatian Serius

×

Heri Keswanto: Ancaman Putus Sekolah Pesisir Bontang Butuh Perhatian Serius

Sebarkan artikel ini

NIUS.id – Ancaman putus sekolah di wilayah pesisir Kota Bontang semakin mengkhawatirkan. Ketua Komisi A DPRD Bontang, Heri Keswanto, mengungkapkan bahwa banyak anak di kawasan pesisir hanya menamatkan pendidikan dasar sebelum menikah dini atau langsung bekerja sebagai nelayan.

Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bontang 2025–2029 di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota, beberapa waktu lalu.

“Pendidikan di wilayah pesisir harus jadi perhatian, lantaran rata-rata yang saya ketahui, perempuan kalau lulus SD langsung dinikahkan. Kalau laki-laki pasti jadi nelayan. Pemerintah harus hadir,” tegas Heri.

Ia mendesak Pemkot Bontang mengambil langkah nyata untuk menjamin akses pendidikan menengah bagi anak-anak di daerah terpencil seperti Tihi-Tihi, Selangan, dan pemukiman laut lainnya yang jauh dari daratan utama.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang, angka putus sekolah di wilayah pesisir mencapai 35 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kota.

Sebagian besar siswa berhenti pada jenjang SD karena terkendala jarak, minimnya transportasi, dan keterbatasan fasilitas pendidikan.

“Msih menjadi pekerjaan rumah bersama bahwa pendidikan di wilayah pesisir kita banyak yang hanya sampai SD saja,” kata Heri.

Sebagai solusi jangka pendek, Heri mengusulkan agar Pemkot membangun sekolah paket setara SMP dan SMA di tiap dusun pesisir.

Sistem pembelajaran terbuka dinilai lebih fleksibel dan efektif tanpa memaksa siswa menyeberang laut setiap hari.

“Kalau dipaksakan ke darat itu sulit. Sekolah paket akan lebih fleksibel dan bisa menjangkau masyarakat setempat,” jelasnya.

Ia menambahkan, karakteristik geografis Bontang yang 70 persen wilayahnya berupa perairan membuat pendekatan pembangunan pendidikan perlu disesuaikan.

Selama ini, Pemkot masih terlalu fokus pada pembangunan sekolah formal di darat, sedangkan daerah pesisir belum tersentuh secara merata.

“Tanpa intervensi segera, putus sekolah akan memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi. Pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan. Jika kita abai, generasi pesisir akan terus tertinggal,” pungkasnya.

Laporan Wartawan NIUS.id, Zuajie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *