NIUS.id – Kandidat bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang, Basri-Najirah pecah kongsi.
Diketahui, Basri-Najirah merupakan pasangan petahana yang sebelumnya sepakat untuk kembali berjuang bersama pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bontang, November 2024 mendatang.
Namun, sayangnya hal itu tidak dapat terwujud lantaran keduanya terkendala aturan main partai masing-masing.
Basri yang sudah membesarkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Kota Bontang, hingga hari ini belum bisa memastikan mandat resmi dari pengurus pusat.
Kondisi tersebut memaksa Basri beserta tim pendukungnya memutar otak dan memilih jalur independen untuk maju sebagai kontestan pilkada serentak tahun ini di Kota Bontang.
Rencana tersebut tidak serta-merta dapat diterima oleh Najirah yang sudah lebih dulu memastikan mandat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
“Kita sudah bertemu dengan Najirah, untuk membicarakan pendaftaran jalur independen, tapi Najirah terikat dengan partai,” kata Udin Mulyono, salah satu tokoh pendukung Basri di sekretariat Pusat Hubungan Masyarakat (PHM), Halal Square, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat, (10/5/2024).
Dari hasil pertemuan itu, dirinya menyimpulkan pasangan Basri-Najirah tidak berjodoh lagi.
Gerak cepat penentuan pasangan Basri pun dilakukan, salah satu pengusaha lokal ternama di Kota Bontang dipilih untuk mendampingi ‘Komandan’ (julukan Basri).
Siapa yang tidak mengenal Chusnul Dihin, owner bisnis kuliner dengan sejumlah outlet Dunia Fried Chicken (DFC) miliknya tersebar di sudut-sudut Kota Bontang.
Tidak butuh waktu lama, politik itu dinamis.
Basri dan Chusnul Dihin menggelar pertemuan dan bersepakat untuk menjadi pasangan bakal Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang Independen.
“Kita ubah surat dukungan penuh yang sebelumnya Basri-Najirah menjadi Basri Rase dan Chusnul Dihin untuk mendaftar jalur perorangan besok, Sabtu, 11 Mei 2024, di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bontang,” kata Udin Mulyono.
Sementara itu, Najirah yang sudah menolak ajakan Basri tidak bisa berbuat banyak.
Alasannya cukup menyentuh, keputusan itu diambil karena amanah mendiang suaminya, Adi Dharma.
“Almarhum pernah berpesan untuk tetap berada di PDI-P dalam perjuangan politik,” ucapnya saat ditemui di Rumah Jabatan (Rujab) Wakil Wali Kota, Jl Awang Long, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara, Bontang, Kaltim, Jumat (10/5/2024) sore.
Tidak ada keinginan untuk terpecah, sekali lagi politik itu dinamis.
Tawaran yang disampaikan Basri cukup mengejutkan, waktunya tidak banyak sementara keputusan harus segera diambil.
“Saya sebenarnya tidak mau pisah, karena selama empat tahun kita jalin komunikasi serasa keluarga sendiri dan intinya bukan kami yang mau berpisah,” singkatnya.
Najirah tetap memilih untuk maju sebagai kandidat yang diusung PDI-P pada pilkada mendatang, pihaknya saat ini tengah menyusun kembali strategi dan mencari pasangan serasi.