ADVERTORIALBontangPemerintah

Bontang Deklarasikan “Merdeka Sampah” 17 Agustus, Pemkot Target Jadi Kota Bebas Sampah di Kaltim

NIUS.id – Pemerintah Kota Bontang terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan bersih dan berkelanjutan. Salah satu langkah strategis yang segera diluncurkan adalah inovasi “Merdeka Sampah”.

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, mengatakan bahwa persiapan program menuju “Bontang Merdeka Sampah” akan dideklarasikan pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Program ini diharapkan menjadi kado spesial bagi warga sekaligus tonggak baru dalam pengelolaan sampah kota.

“Inovasi ini berfokus pada pengelolaan sampah dari hulu, dimulai dari edukasi di sekolah-sekolah. Nantinya anak-anak akan diperkenalkan dengan program sedekah sampah, supaya terbiasa memilah sejak dini. Semua sekolah akan kita deklarasikan sebagai Sekolah Merdeka Sampah,” jelasnya.

Melalui program ini, siswa akan dibimbing membuang sampah sesuai kategori 3R (reduce, reuse, recycle) dengan fasilitas tempat sampah terpilah di setiap sekolah. Wali Kota menegaskan bahwa pendekatan ini penting agar budaya peduli lingkungan tertanam sejak usia dini.

“Harapannya, sampah yang sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanyalah residu. Sebagian besar sampah sudah dikelola melalui bank sampah atau diolah kembali menjadi barang bermanfaat,” ujarnya.

Instruksi pelaksanaan program ini telah disampaikan kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang untuk segera dieksekusi secara masif. Tidak hanya menyasar sekolah, program Merdeka Sampah juga akan diperluas ke lingkungan permukiman, pasar, dan perkantoran.

Menurut Neni, langkah ini bukan sekadar strategi untuk meraih penghargaan Adipura, tetapi juga menjadi wujud kontribusi nyata Bontang dalam menciptakan kota hijau dan berkelanjutan. Ia ingin Bontang menjadi pionir kota bebas sampah di Kalimantan Timur.

“Penghargaan memang penting, tetapi yang lebih utama adalah keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kalau kesadaran mengelola sampah sudah terbangun, manfaatnya akan dirasakan langsung oleh warga,” tandasnya.

Selain edukasi, Pemkot Bontang juga berencana memperkuat jaringan bank sampah, memberikan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi kompos, dan mengembangkan ekosistem daur ulang berbasis ekonomi sirkular. Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekaligus mengurangi beban TPA.

Dengan deklarasi “Merdeka Sampah” pada 17 Agustus nanti, Pemkot optimistis mampu membangun gerakan bersama yang melibatkan sekolah, warga, dunia usaha, hingga komunitas lingkungan.

“Kita ingin ini menjadi gerakan gotong royong modern. Semua pihak punya peran. Kalau kita bersatu, Bontang bebas sampah bukan lagi mimpi, tapi kenyataan,” pungkas.

Exit mobile version